Kesi Bacerita: Love, Rosie (2014)
Pertama-tama,
saya ingin mengucapkan SELAMAT DATANG untuk semua pembaca yang ada
disini. Ini adalah tulisan pertama saya, jadi harap maklum kalau
susunannya masih terasa agak berantakan ato gimana-gimana.
And, here we go!!!!
Mungkin review ini lumayan terlambat untuk sebuah
film yang telah tayang pada tahun 2014. Film yang disutradarai oleh Christian Ditter ini diadaptasi
dari novel karya Cecilia Ahern yang berjudul Where The Rainbows End.
Diawal cerita,
para penonton akan disuguhkan dengan situasi 12 tahun yang lalu. Film ini
bercerita tentang Rosie(Lily Collins) dan Alex(Sam Claffin) yang telah
bersahabat sejak kecil dan selalu menghabiskan waktu bersama-sama. Semakin
lamanya persahabatan mereka, Alex menyadari bahwa dia memiliki perasaan khusus
pada Rosie, begitu pula sebaliknya, namun enggan diakui oleh keduanya.
Film mulai terasa menegangkan saat Rosie yang
berencana kuliah di Boston bersama Alex, harus menerima kenyataan bahwa dia dalam
keadaan berbadan dua dengan teman dansanya-Greg(Christian Cooke). Rosie
memutuskan untuk tidak kuliah di Boston dan lebih memilih merawat kandungannya.
Sayangnya Rosie tidak memberitahukan keadaannya tersebut pada Alex dan beralasan
bahwa dia tidak jadi pergi karena tidak diterima di kampus yang diincarnya. Alex
pun pergi sendirian ke Boston, dan Rosie kembali melanjutkan kehidupannya.
Beberapa tahun kemudian saat Alex hendak memberi kejutan pada Rosie dengan
kepulangannya, dia dihadapi dengan kenyataan bahwa Rosie telah memiliki anak
bernama Katie(Lily Laight).
Banyak hal yang terjadi setelahnya, mulai dari ayah
Katie yang muncul dihadapan Rosie, sampai Alex yang bertemu dengan perempuan
lain di Boston. Diakhir film, penonton akan dibuat semakin penasaran apakah
Rosie dan Alex bisa bersama ataukah tetap menjadi sahabat seperti sebelumnya.
Saya sangat menyukai perasaan yang didapatkan saat
seolah-olah mereka berdua tidak ditakdirkan untuk bersama. Para penonton
mungkin akan sering berseru “Kenapa dia muncul saat Rosie dan Alex hampir
bersama?!” dan berbagai ungkapan kesal lainnya. Selain sisi romantis yang
ditampilkan di film ini, terdapat pula unsur adult-comedy yang akan berbekas pada para
penonton, misalnya insiden kondom yang membuat Rosie segera menghubungi Alex
atau saat percakapan Rosie dengan adik Alex-Claire(Sadhbh Malin).
Chemistry yang dibangun Lily Collins dan
Sam Claffin semakin membuat penonton jatuh hati pada penampilan mereka. Didukung
juga dengan penampilan Katie dan temannya-Toby yang membuat penonton teringat
masa kecil Rosie dan Alex, walaupun masih terdapat beberapa adegan yang terlihat kurang natural, seperti
penampilan Rosie yang tidak jauh berbeda saat berumur 18 tahun dan 30 tahun.
Secara keseluruhan, film ini lebih mengangkat drama
yang ada dikehidupan Rosie, saking penuh dengan drama, Ruby(Jaime Winstone)
pernah mengatakan “everytime something
goes wrong in my life, all I've got to do is look at yours and it puts
everything into perspective”.
Akhir kata, saya sangat merekomdasi film ini untuk
kalian yang menyukai genre film romantis dan komedi apalagi yang suka dibuat
kesal-kesal-manis *hah?? dalam menonton film. Namun layaknya film Hollywood yang biasa kita tonton tentu saja ada beberapa
adegan yang ditujukan untuk orang yang lebih dewasa, maka diharapkan para penonton lebih
bijak.
Terima kasih. Muach.
Terima kasih. Muach.
Komentar
Posting Komentar