Day 3: a Memory

Haloo para pembaca yang buddyman

Berbicara mengenai memory atau ingatan kehidupan aku, mungkin yang paling akan diingat adalah saat pandemi Covid 2020 kemaren.

Awal tahun 2020, aku lagi sibuk-sibuknya persiapan maju seminar proposal, mulai dari brainstorming judul proposal, konsul, ngumpulin tandatangan dosen, dan berkas-berkas lainnya. Alhamdulillah, akhir Januari aku bisa maju proposal dan diterima yeayy. 

Masih di awal tahun 2020 juga, aku diminta jadi asisten praktikum terkait database di kampus ku, job desc nya yaa seputaran mentoring praktikan selama proses praktikum berlangsung, ngurus administrasi, deelel. Nah, disaat proses praktikum ini, mulai terdengar isu-isu virus berbahaya dari Wuhan, China. Kalo para pembaca inget, kita tuh awalnya diliburin selama 2 minggu. HAHA THE BIGGEST LIE OF THE YEAR.
Singkat cerita, proses praktikum diganti menjadi via daring, jangan ditanya sekacau apa waktu itu wkwk.
Semuanya terjadi tiba-tiba.
Tiba-tiba kita diminta isolasi.
Tiba-tiba dilarang ketemu temen, keluarga.
Tiba-tiba harus sering cuci tangan 20 detik.
Tiba-tiba ga bisa jalan-jalan ke mall.
Tiba-tiba harus pake masker setiap saat.
Gila, kalo diinget proses adaptasinya itu, mau nangis huhu.
Untungnya banyak inovasi baru yang dimunculkan oleh para manusia-manusia Top 10, yaitu Zoom dan tools online conference lainnya yang sedikit-banyak mengobati kerinduan akan manusia-manusia lainnya.

Selama pandemi, aku jadi belajar main Tiktok, joget-joget alay (gapapa dinamika hidup). Aku nonton banyaak drakor, skripsi ku aku tinggalin (jangan di contoh). Pokoknya aku merasa bulan Maret-September 2020 itu salah satu waktu terbaik sepanjang hidup aku. Aku bisa full bareng orang tua, kita bisa groceries bareng dengan syarat harus langsung mandi sesampainya di rumah. Kita bisa jemur bareng tiap jam 10 pagi, dan banyak hal baru lainnya.

Sisanya aku sibuk sama skripsi, tapi aku belum mau bahas itu wakakak